SALATIGA, suaramerdeka.com – Salah satu kelebihan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) AMA Salatiga, yakni sejak dulu mampu menghasilkan lulusan yang langsung diterima di dunia kerja. Tidak hanya itu, sejumlah lulusan juga mampu menciptakan lapangan kerja baru, dengan menjadi wirausahawan.
Hal itu diungkapkan Ketua STIE AMA Joko Pramono SE MM Akt CA saat Wisuda Ke-25 yang berlangsung secara daring di aula kampus di Jl Diponegoro Salatiga, Sabtu (28/11).
”Masa tunggu lulusan STIE AMA Salatiga memperoleh pekerjaan kurang dari 3 bulan. Bahkan ada yang sudah mulai bekerja di perusahaan. Hal ini menjadi bukti bahwa lulusan STIE AMA bisa diterima di berbagai perusahaan atau instansi dan kualitas lulusannya bisa bersaing dengan perguruan tinggi lain,” kata Joko Pramono.
Joko Pramono mengungkapkan, Sabtu, 28 November merupakan hari bersejarah bagi STIE AMA Salatiga dan juga bagi wisudawan, karena baru pertama kali menggelar wisuda secara daring. Ada 4 alasan kenapa cara ini ditempuh, masih situasi pandemi Covid-19, menerapkan protokol kesehatan, beradaptasi terhadap perubahan, serta memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.
Wisuda hanya dihadiri sejumlah tamu undangan, yayasan, dan para sarjana/lulusan terbaik bersama orang tuanya. Pada wisuta tersebut meluluskan 163 wisudawan, terdiri atas 121 lulusan S1 Manajemen, 30 lulusan S1 Akuntansi, 5 lulusan D3 Manajemen Perusahaan, dan 7 lulusan D3 Akuntansi 7. Lalu terdapat 41 lulusan yang menyandang predikat cumlaude.
Lulusan terbaik itu adalah Lina Wulandari (S1 Manajemen/3,78), Risa Kristianti (S1 Manajemen/3,74), Sally Rotatika (S1 Akuntansi/3,77), Zulfikar Subchi (D3 Manajemen/3,83), dan Maulidina Resita Dewi (D3 Akuntansi/3,80).
Merdeka Belajar
Hingga saat ini total lulusan 3.706 alumni, tersebar di seluruh penjuru Tanah Air menjadi pegawai dan wirausahawan.
”Memasuki usia yang ke-37, STIE AMA berupaya meningkatkan kualitas pembelajaran dan pelayanan. Untuk itu telah dipersiapkan ”Learning Management System” guna mendukung proses pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi,” ungkap Joko Pramono.
STIE AMA juga akan menerapkan proses pembelajaran dengan model ”Blended Learning” yakni separuh pembelajaran secara daring dan separuhnya luring. Kemudian agar mahasiswa memiliki kompetensi sesuai bidangnya, telah dipersiapkan kurikulum pendukung Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), sesuai Permendikbud No 3 Tahun 2020 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi. Dalam MBKM mahasiswa diberi pilihan melaksanakan pembelajaran 3 semester di luar program studi atau di luar kampus.
Program MBKM yang disiapkan adalah pertukaran pelajar, magang, KKN Tematik, dan kewirausahaan. Untuk mendukung Program MBKM STIE AMA telah menambah jalinan kerja sama dengan berbagai pihak perusahaan/instansi swasta dan pemerintah, serta perguruan tinggi lain. Percepatan penerapan MBKM ini karena adanya dukungan dana hibah dari pemerintah.
Sumber berita : Suara Merdeka