Seminar Nasional STIE AMA Salatiga
SALATIGA – Dalam era inovasi disruptif (disruptive innovation) saat ini, pelaku bisnis harus mampu memanfaatkan teknologi, untuk berinovasi membuat model bisnis yang lebih maju dan menguntungkan, dibandingkan model bisnis sebelumnya. Perusahaan atau pebisnis yang tidak mampu beradaptasi menciptakan model bisnis yang baru, akan hilang atau kalah bersaing.
Hal itu diungkapkan Rektor Unika Soegijapranata Semarang, Prof Dr Ridwan Sanjaya saat Seminar Nasional ”Era Disrupsi dan Dampaknya terhadap Model Bisnis” yang digelar STIE AMA Salatiga, Sabtu (27/7). ”Di era inovasi disruptif ini, kita tidak hanya bicara soal teknologi, tapi bicara soal model bisnis. Bukan membuat inovasi canggih, tapi membuat bisnis berubah lebih canggih,” kata Ridwan Sanjaya.
Dalam teori bisnis, inovasi disruptif merupakan inovasi yang menciptakan pasar baru menggantikan perusahaan dan produk terkemuka di pasar yang sudah mapan. Bisnis yang tidak beradaptasi di era disrupsi akan bangkrut. Ridwan Sanjaya mencontohkan Gojek dan Grab, sebagai model bisnis baru mengembangkan bisnis yang sebelumnya sudah ada. Menariknya, perusahaan-perusahaan itu tidak memiliki aset kendaraan atau lainnya, tetapi justru melibatkan masyarakat. Lalu sejumlah perusahaan ponsel canggih banyak yang bangkrut diganti smartphone. Ridwan Sanjaya juga mengungkapkan, saat ini penggunaan internet dan smartphone di Indonesia sangat besar, terutama pengguna generasi milenia. Para pengguna tersebut merupakan potensi pasar besar dalam pengembangan bisnis.
Ciptakan Aplikasi
Pembicara lainnya Fajar Budi Laksana MEng, praktisi bisnis pengelola aplikasi nyayur. Fajar menceritakan bagaimana ide bisnis penjualan sayur secara online tersebut muncul, dengan menciptakan aplikasi. Pihaknya melibatkan pedagang sayur untuk mengikuti bisnis tersebut. Aplikasi tersebut telah dikembangkan untuk pengelolaan usaha pertanian.
Sementara itu, sebelumnya seminar dimulai, dilakukan penandatanganan kerja sama pendidikan antara Ketua STIE AMA Salatiga Fudji Sri Mar’ati SE MSi, dengan Rektor Unika Prof Dr Ridwan Sanjaya. Bersamaan dengan itu, STIE AMA Salatiga baru saja meraih Akreditasi B Prodi S1 Akuntansi, berdasarkan keputusan Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT) tertanggal 23 Juli 2019. Ketua STIE AMA Salatiga Fudji Sri Mar’ati menjelaskan hasil akreditasi ini sebagai pendorong peningkatan kulitas STIE AMA sebagai perguruan tinggi. STIE AMA Salatiga masih membuka kesempatan pendaftaran siswa baru untuk sejumlah program yang ditawarkan, yakni S1 Manajemen, D3 Manajemen, S1 Akuntansi, dan D3 Akuntansi. (H2-68)
Sumber : Suara merdeka 28 Juli 2019